This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 15 April 2015

GERAK DAN LAGU PITIK WALIK JAMBUL

 
Gerak dan Lagu "Pitik Walik Jambul"

MAKALAH GERAK DAN LAGU

JUDUL          : Gerak Dan Lagu “ PITIK WALIK JAMBUL”
LAGU           : Pitik Walik Jambul (Ki Hadi Sukatno)

“PITIK WALIK JAMBUL”         
Pitik walik jambul
Sego golong mambu enthong
monggo sami kundhur
Weteng kulo sampun kothong
Enake e....sego liwet jangan terong
Teronge bunder – bunder
Bocah sregep mesti pinter
Teronge ijo – ijo bocah kesed mesti bodho


SINOPSIS      :
Pada sore hari anak – anak asik bermain di halaman, karena mereka asik bermain tak terasa perutpun mulai lapar. Anak – anakpun kemudian pulang kerumah, dan dirumah sudah disediakan makanan nasi liwet dengan sayur terong. Terasa sangat enak dan nikmat ketika makan dalam keadaan lapar. Setelah selesai makan, Anak – anakpun belajar, sebab mereka tahu bahwa anak yang rajin belajar maka ia akan pintar, sebaliknya anak yang malas belajar, maka dia akan bodoh. Mereka sangat bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan.




A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Saat sekarang ini zaman sudah sangat berkembang, begitu pula perkembangan dunia anak-anak. Budaya tari harus kita lestarikan untuk menjaga kekayaan bangsa. Anak perlu dikenalkan sebuah budaya yang akan melatih perkembangan kecerdasan mereka sehingga dapat bermanfaat untuk saat ini maupun di masa mendatang. Untuk itu perlu diadakan pembelajaran tari untuk anak khususnya usia dini. Karena pada usia 3-5 tahun perkembangan anak akan berkembang dengan pesat.
Gerak dan lagu Pitik walik Jambul ini diciptakan dengan maksud untuk  mengenalkan pada anak akan budaya jawa juga lagu – lagu dolanan yang sekarang sudah semakin menghilang.

2.      Manfaat dan Tujuan Mencipta Tari
Pada dasarnya sebuah tari dapat mengembangkan kecerdasan anak secara holistik. Anak berkesempatan mengekspresikan diri melalui gerakan-gerakan yang disesuaikan dengan irama musik. Melalui gerak dan lagu Pitik Walik jambul ini anak dapat mengenal kebutuhan akan makanan dan kebutuhan untuk belajar.
Sebuah tari yang diajarkan kepada anak usia dini ini dapat mengembangkan fisik motorik halus dan motorik kasar melalui gerakan-gerakan sederhana pada tari. Dalam perkembangan kognitif anak dapat mengenal konsep kosong dan penuh yaitu lapar dan tidak lapar. Pengenalan bentuk yaitu bulat, kemudian pengenalan warna hijau. Aspek bahasa dapat digali melalui menirukan syair yang ada dalam lagu maupun dalam komunikasi dengan personil dalam kelompok. Melatih anak untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan nilai-nilai agama dan moral anak yang harus dikembangkan, sosial emosional dapat dilihat dari anak Bekerja sama dengan orang lain, melatih toleransi dan menumbuhkan rasa sabar juga dapat dikembangkan melalui sebuah tari yang kami ciptakan.

B.     ACUAN TEORITIK
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak (  menurut Sudarsono ). Fungsi tari antara lain : sebagai sarana upacara ritual, sebagai hiburan dan sebagai tontonan. Tari untuk anak usia dini ada beberapa jenis yaitu :
1.      Tari yang bertema
2.      Tari yang bersifat tiruan
3.      Tari yang variatif
4.      Tari kelompok
5.      Tari dengan pola lantai kurang lebih lima pola
6.      Tari yang lama waktunya kurang lebih lima menit
7.      Tari dengan iringan musik

C.    METODE GARAPAN
Tari ini diciptakan dengan tujuan supaya anak mengenal berbagai macam kebutuhannya adalah sebagai berikut :
1.      Proses Eksplorasi
Anak diajak ke luar rungan untuk bermain bersama. Di sini kita ajak anak untuk bermain ayam – ayaman berkelompok. Kita beri kesempatan anak untuk bergerak mengekspresikan diri dengan diiringi lagu “Pitik Walik Jambul”. Melalui pengamatan alami yang ada diharapkan supaya kita menemukan ragam gerak yang bervariasi. Sehingga dapat digunakan dalam penciptaan tari. Ragam gerak yang kami ciptakan antara lain : gerak jalan ditempat, gerak manggut - manggut, gerak tengleng, Gerak melambai kedepan dan belakang, Gerak mengajak, gerak acungkan jempol, Gerak ukel, Gerak membentuk lingkaran, Gerak bersimpuh, Gerak tepuk pangkal tangan, gerak bersyukur.
2.      Proses Improvisasi
Dalam tahap ini kita harus menemukan kekurangan atau ketidak sempurnaan dari ragam gerak kita. Setelah itu kita perbaiki agar kekurangan itu tidak terlihat dan mulai menyusun gerakan agar terstruktur sehingga nampak indah. Dari ragam gerak yang diciptakan tadi masing-masing ada sedikit tambahan gerak misalnya dengan sedikit menggelengkan kepala atau merendahkan badan dengan sedikit menekuk lutut supaya terlihat lebih indah.

3.      Proses Evaluasi / Inkubasi
Setelah gerakan yang indah sudah jadi maka pada tahap ini saat untuk memadukan gerakan dengan iringan musik atau dengan hitungan sehingga sudah jelas gerakan mana saja yang akan dipakai dalam tarian.
4.      Perwujudan gagasan / komposisi tarian
Proses terakhir dalam kegiatan tari anak usia dini adalah hasil belajar dalam bentuk Gerak dan lagu Pitik Walik Jambul. Dengan tari yang kami ciptakan diharapkan anak dapat mengenal beberapa kebutuhannya serta dapat mensyukuri nikmat Tuhan.

D.    ORIENTASI GARAPAN
Dalam gerak dan lagu Pitik Walik Jambul ini, gerakan yang kami ciptakan sesuai dengan kemampuan anak untuk menggambarkan kegembiraan anak dalam bermain menrukan gerakan ayam. Disini kami utamakan untuk pengenalan tentang kebutuhan makan dan belajar bagi untuk anak usia dini.

E.     KOMPOSISI TARI
1.      Sumber gerak tari : berasal dari gerakan ayam
2.      Desain lantai : masuk pentas dengan desain melingkar, dilanjutkan dengan bentuk garis datar, bentuk “V”, melingkar, dan lain-lain.
3.      Desain atas : banyak menggunakan desain dalam yakni badan anak ke depan menghadap penonton.
4.      Desain musik : ditemukan setelah mengadakan pengamatan. Musik yang digunakan musik ritmis dengan melodi sederhana.
5.      Desain dramatik : kerucut tunggal yang memunculkan suasana yang berbeda antara awal tarian, tengah, dan akhir tarian.
6.      Tema tari : menggambarkan anak yang sedang bermain peran sebagai ayam
7.      Tata rias / busana : tata rias yang digunakan sederhana, busana dan asesoris yang digunakan adalah bawahan bulu, mahkota bulu dan paruh ayam.
8.      Jumlah penari : Tarian ini bisa ditarikan secara kelompok oleh 3 atau 5 anak

1.      Nama Gerakan    : Jalan ditempat
Iringan musik        : intro ( 2 x 8 hitungan )
Gerakan                 : Jalan ditempat tangan dipinggang lutut agak ditekuk
                                pinggul digoyangkan ke kanan dan ke kiri
                            
2.      Nama Gerakan    : Gerak manggut - manggut
Iringan musik        :  Intro ( 2 x 8 hitungan )
Gerakan                 : Berjalan masuk panggung dengan kepala manggut –  manggut, lutut agak ditekuk, berputar membentuk
   lingkaran

3.      Nama Gerakan    : Gerak tengleng
Iringan musik        : Intro ( 2 x 8 hitungan )
Gerakan                 : Tangan dipinggang, melangkah kekanan dan kekiri
  bergantian kaki menyilang kebelakang kepala

   tengleng kekanan dan kekiri bergantian

                                     
4.      Nama Gerakan    : Gerak tangan melambai
Iringan musik        :  ( 1 x 4 hitungan )
                                Pitik walik jambul....
  sego golong mambu enthong...
Gerakan                 : Tangan melambai kedepan dan ke belakang
bergantian, ujung kaki dihentakkan dibelakang  tumit menyilang


5.      Nama Gerakan    : Gerak mengajak
Iringan musik        :  ( 1 x 4 hitungan )
                                Monggo sami kundhur....
  Weteng kulo sampun kothong...

Gerakan                : Tangan melambai mengajak, gerakan kaki  melangkah kesamping kanan 2 langkah kiri 2 langkah


6.      Nama Gerakan    : Gerakan acungan jempol
Iringan musik        :  ( 1 x  4 hitungan )
                                 Enake...e...sego liwet
                                 Jangan terong...
Gerakan                 : Tangan mengacungkan jempol bergantian kanan dan kiri kaki melangkah kesamping 2 langkah kekanan dan kekiri sesuai gerakan tangan

7.      Nama Gerakan    : Gerak tangan melingkar
Iringan musik        :  ( 1x 4 hitungan )
                                Teronge bunder -  bunder
                                 Bocah sregep mesti pinter
Gerakan                 : tangan membentuk lingkaran penuh diatas kepala
 dan dibawah, kaki menyilang kedepan bergantian kanan  dan kiri


8.       Gerak Ukel
Iringan musik        :  ( 1 x 4 hitungan )
   Teronge iji – ijo....
    bocah kesed mesti bodho
Gerakan                 : tangan ukel diatas kepala kekanan dan kekiri, kaki
Melangkah kesamping 2 langkah kekanan dan   kekiri

  
9.      Nama Gerakan    : Gerak tepuk pangkal tangan
Iringan musik        : intro ( 2 x 8 hitungan )
Gerakan                 : Tepuk menggunakan pangkal telapak tangan
                                bergantian keatas dan Kebawah sambil duduk

                                 bersimpuh


         
10.  Nama Gerakan    : Gerak Syukur
Iringan musik        :  intro ( 2 x 8 hitungan )                                
Gerakan                 : Tangan diangkat keatas terbuka, gerakan bersyukur
   Kepada Tuhan sambil duduk bersimpuh

F.     PENUTUP
Sebagai orang dewasa kita tahu apa yang membuat kita merasa percaya diri, yaitu ketika kita melihat kita sedang bertindak dan membuat sejumlah hal yang membuahkan hasil memang tidak semua hal berjalan sesuai yang dikendaki tetapi kita tahu bahwa tidak ada keberhasilan jika kita tidak mencobanya begitu juga anak anak belajar dengan mencoba (Trial and Error) adalah baik mengatakan pada anak - anak bahwa mereka sebagai pelaku, mereka akan mengembangkan kemampuan untuk melakukan lebih banyak lagi
Anak-anak sering mengingat apa yang pernah mereka lihat, kemudian mereka tidak malu malu menirukan dengan gerakan dan imajinasi mereka memang patut diacungi jempol.
Makalah ini menyajikan berbagai tarian yang mudah dipahami dan ditirukan oleh anak, yang setiap gerakan dilengkapi dengan foto sehingga mudah difahami dan diajarkan kepada anak bagi pembaca semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat ditularkan atau diajarkan kepada para anak didiknya
Penulis menyadari bahwa dalam menyajikian makalah ini banyak sekali kekuranganya kritikan dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya suatu kreasi gerak dan lagu yang  lebih baik lagi

Selamat membaca dan selamat berkreasi…
 

BAMBU TAMSU II




 PEMBAHASAN

A.                           Prosedur Kegiatan
Konsep yang digunakan di dalam penerapan pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas pendidik dan mutu pembelajaran  bagi anak didik di KB Ceria melalui pendekatan saintifik adalah “Bambu Tamsu”. Media ini dipergunakan bagi anak usia 3 – 4 tahun.
“Bambu Tamsu” bisa mengembangkan berbagai aspek perkembangan bagi peserta didik, baik aspek perkembangan kognitif, Fisik motorik, Bahasa, Sosial Emosional dan Nilai Moral Agama. Media ini dapat digunakan di berbagai sentra dan dapat dimanipulasi untuk berbagai ragam main diantaranya mencampur warna primer, memasukkan biji – bijian ke dalam batok kelapa, menempel huruf atau angka, menyusun menara tampah, menempel biji – bijian dan bermain musik.
APE yang digunakan berasal dari bahan alam, tidak mengandung unsur kimia dan benda – benda yang membahayakan anak, jadi anak akan merasa aman dan nyaman di dalam penggunaanya. Dalam penggunaan media ini anak bisa melakukannya sendiri, bisa juga bekerja sama dengan teman yang lain. APE ini merupakan rangkaian dari bahan – bahan yang sudah dipersiapkan. Tata cara pembuatan dibahas di dalam pembuatan APE.
Sebelum melaksanakan kegiatan Pembelajaran, ada beberapa hal yang penulis persiapkan, diantaranya :
a.         Pembuatan Perencanaan
1.      Pembuatan RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan)
RPPM adalah Program Rencana Pembelajaran Mingguan yang disusun untuk pembelajaran satu minggu. RPPM ini diadopsi dari Program semester.
2.      Pembuatan RPPH ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian )
RPPH  dibuat sebagai acuan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, mngarahkan pedidik untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta mengarahkan guru untuk membangun sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dimiliki anak.
3.      Penyusunan instrumen Evaluasi
Penilaian pembelajaran menggunakan APE ”Bambu Tamsu” dilakukan melalui teknik observasi. Agar kegiatan mengevaluasi berjalan secara terencana dan sistematis, sebaiknya pendidik menyiapkan format observasi. Format observasi dapat berupa anekdot atau ceklist.

b.    Pemilihan alat dan bahan
Bahan – bahan yang di gunakan hendaknya memenuhi persyaratan : (1) Tidak berbahaya bagi anak, (2) sesuai dengan usia dan perkembangan anak, (3) bisa menarik perhatian anak.

c.     Pembuatan APE “Bambu Tamsu”
“Bambu Tamsu” adalah media yang digunakan bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran melalui metode bermain, sehingga pembelajaran akan terasa sangat menyenangkan. “ Bambu Tamsu” di ciptakan untuk bisa digunakan dalam berbagai macam sentra dan bisa memgembangkan berbagai aspek perkembangan pada peserta didik. Sebagai contoh adalah pengenalan huruf dan angka, pegenalan berbagai macam konsep (kognitif), berkomunikasi dengan teman – teman ketika bermain (bahasa), bekarja sama dengan teman dan tidak berebut mainan (sosial emosional) dan sebagainya. APE “ Bambu Tamsu” bisa digunakan untuk 3 orang anak, jadi media ini juga bisa digunakan untuk menstimulasi perkembangan sosial emosional peserta didik.  
1.         Alat dan bahan
Gunting,  Cutter, tang, doubletip, laksban, gergaji,  jarum, benang, 3 Tampah/tambir dengan ukuran yang berbeda, 2 kukusan kecil, kain flanel berbagai warna, potongan bambu dengan 3 ukuran,  batok kelapa, gedebog pisang kering, velcro, selang kecil, kawat kecil.  
Gambar 1. Alat dan bahan tampah susun
2.         Cara pembuatan
a)    Potong bambu diatas ros, Lubangi tampah paling besar untuk meletakkan bambu ukuran besar,  balut pinggiran lubang tampah menggunakan laksban, kemudian balut pinggiran tampah menggunakan kain flanel agar kelihatan menarik.
 
Gambar 2. Pembuatan Tampah Susun ke 1
b)   Lubangi 2 tampah kecil sebesar bambu ukuran sedang, balut lubang menggunakan laksban, kemudian tutup menggunakan gedebog pisang yang sudah dikeringkan, kaitkan batok kelapa menggunakan kawat kecil disamping tampah, agar kelihatan menarik, balut pinggiran tampah menggunakan kain flanel.
  
Gambar 3. Pembuatan Tampah Susun ke 2
c)    Letakkan bambu sedang di dalam lobang tampah kedua, kemudian letakkan tampah ketiga.
 
Gambar 4. Pembuatan Tampah Susun ke 3
d)   Sediakan kukusan, kain flanel, bambu kecil yang sudah dilubangi untuk memasukkan selang. Tempelkan bambu di pinggiran kukusan, ikat menggunakan tali gedebog pisang yang sdh dipilin.kita bisa membuat beberapa puncak menara dan dimodifikasi untuk beberapa macam ragam main.
   
Gambar 5. Pembuatan Puncak Menara
e)    Letakkan kukusan paling atas sebagai puncak menara. Cara menyusun bisa dilakukan oleh peserta didik.
  1. Pelaksanaan Kegiatan
1.                                                    Menyusun Jadwal  pembelajaran di KB Ceria
        Tabel 1. Jadwal Pembelajaran Harian
07.00 – 07.30
Pijakan Lingkungan Main
07.30 – 08.00
Main Pembuka
08.00 – 08.10
Kegiatan Transisi
08.10 – 08.30
Pijakan Sebelum Main
08.30 -  09.30
Pijakan Saat Main
09.30 – 09.45
Istirahat
09.45 – 10.00
Pijakan setelah main

2.    Tahapan pembelajaran di KB Ceria Cokro adalah :  
a.       Anak datang ( disambut oleh pendidik di depan pintu )
               
                         Gambar 6. Pendidik menyambut kedatangan anak
b.      Absensi anak
Sambil menunggu teman datang, anak melakukan permainan absensi dengan menempel angka sesuai dengan kehadiran anak, kemudian menempel huruf sesuai nama anak di tampah yang sudah disediakan oleh pendidik.
                       
                Gambar 7. Anak menempel huruf sesuai nama
c.       Berbaris masuk kelas
Sebelum anak masuk kelas dan mulai pembelajaran, anak berbaris sambil menyanyikan lagu “berbaris”
                 
                  Gambar 8. Anak berbaris dan masuk kelas
d.      Pijakan sebelum main
Pendidik mengajak anak untuk berdo’a, menyampaikan materi dan kegiatan yang akan dilaksanakan, mengenalkan APE yang akan dipergunakan beserta fungsinya.
             
        Gambar 9. Berdo’a dan penyampaian materi
e.       Pijakan saat main
1)   Kegiatan di sentra bahan alam
Anak menempelkan biji padi dan beras di kukusan yang sudah dibalut menggunakan kain flanel (puncak menara yang sudah di siapkan pendidik ), anak menakar beras dan memasukkan kedalam batok kelapa, anak mencampur warna primer menjadi warna sekunder.
               
                  Gambar 10. Kegiatan di sentra bahan alam
2)   Kegiatan di sentra Persiapan
Kegiatan yang dilakukan anak adalah menempel huruf dan angka di pinggiran tampah.
                 
         Gambar 11. Kegiatan di sentra persiapan
3)   Kegiatan di sentra balok
Anak menyusun bentuk menara dari tampah dimulai dari ukuran terbesar, ke ukuran yang kecil, anak bermain musik menggunakan kentongan, batok kelapa dan bambu kecil.
                   
                                       Gambar 12. Kegiatan di sentra balok
4)   Pijakan setelah main
Dalam kegiatan ini guru menanyakan perasaan dan pengalaman anak selama bermain, menginformasikan kegiatan untuk esok hari, berdo’a sebelum pulang.

B.                           Hasil dan Dampak Kegiatan
  1. Hasil
Hasil yang dicapai setelah penggunaan metode “Bambu Tamsu”ini adalah sebagai berikut :                      
1.    Anak mulai terkondisikan dengan kebiasaan – kebiasaan yang baik, seperti bisa mengontrol emosi pada saat mengantri, bekerja sama dengan teman, tidak berebut mainan dengan teman.
2.      Anak mulai bisa mengenal huruf dan angka.
3.      Anak lebih aktif, kreatif.
4.      Anak mulai bisa mengungkapkan keinginannya secara verbal.
5.      Anak mulai bisa mencari solusi dari permasalahannya dan membantu teman didalam memecahkan suatu masalah.
6.      Anak siap untuk masuk ke proses pembelajaran berikutnya.
  1. Dampak
Dampak setelah menggunakan metode “Bambu Tamsu” adalah :
1.         Peserta didik tidak lekas bosan karena ada hal – hal baru yang bisa ditemukan di sekolah.
2.         Peserta didik menjadi bersemangat dalam bersekolah, terlihat dari absensi kedatangan siswa disetiap hari.
3.         Kepercayaan orang tua siswa jadi meningkat dengan layanan di KB Ceria sehingga Peserta didik jadi meningkat setiap tahun. Dimulai dari tahun pertama yang anak didik dengan jumlah 20 anak meningkat di tahun terakhir menjadi 39 anak yang di bagi menjadi 3 kelas. Usia 2 -3 satu kelas, dan usia 3 - 4  dua kelas dengan jumlah pendidik 5 orang. Data peserta didik bisa dilihat pada tabel di bawah ini.
       
       Grafik 1. Perkembangan jumlah siswa di KB Ceria

C.                 Faktor penghambat dan faktor pendukung
a.       Faktor penghambat
Kendala yang dihadapi saat karya nyata ini diterapkan disekolah :
1.      Pada awalnya anak masih berebut APE yang di sediakan dan pendidik harus pandai – pandai dalam menyikapinya
2.    Dibutuhkan kemauan yang  kuat bagi Pendidik dalam membuat APE Bambu Tamsu karena dalam pembuatannya membutuhkan waktu dan kreativitas.
b.      Faktor pendukung
1.      Alat dan bahan mudah di dapat di lingkungan sekitar
2.      APE yang digunakan mudah dalam pembuatan
3.      Adanya kerjasama yang baik antar pendidik, dalam mengkondisikan anak
4.      Didukung oleh tenaga pengajar yang memadai
5.      Didukung oleh tenaga pengajar yang mempunyai SDM yang baik

D.               Tindak Lanjut atau Rencana Desiminasi
 Adapun  Tindak Lanjut atau Rencana Desiminasi adalah :
1.    Akan terus mengkaji ulang dan menyempurnakan APE ini sehingga mampu menjadi suatu alat yang lebih menyenangkan dan bermutu untuk bermain anak.
2. Mengadakan seminar dan pelatihan  guna mensosialisasikan APE ini agar dapat digunakan lembaga lainnya dalam pembelajaran.
3. Memberdayakan dan mengaktifkan semua elemen pendidik anak usia dini agar lebih kreatif dalam pembuatan alat perainan edukatif guna mendukung pembelajaran melalui program-program di Forum HIMPAUDI.
4. Mempublikasikan cara pembuatan APE “ Bambu Tamsu”  ini ke  jejaring sosial melalui situs bloger dengan alamat ellyceria2011.blogspot.com
      
     Gambar 13. Sosialisasi penggunaan Bambu Tamsu