UPAYA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MENGGUNAKAN MEDIA PUZLLE
PADA ANAK
KELOMPOK B TK PERTIWI COKRO TULUNG
TAHUN
PELAJARAN 2013 / 2014
NAMA : ELLY RIANINGSIH
NIM : 820004466
EMAIL : jieelly2011@gmail.com
ABSTRAK
ELLY RIANINGSIH. 820004466. Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membilang Menggunakan Media Puzlle Pada Anak Kelompok B
TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya
kemampuan membilang pada anak, disebabkan karena metode yang digunakan kurang
bervariasi, sehingga permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
Apakah penggunaan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan membilang pada anak
kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan dari
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membilang menggunakan media puzlle
pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun pelajaran 2013/2014.
Prosedur Penelitian mencakup tahap
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung yang berjumlah 16 anak. Pengumpulan
data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara
diskriptif kuantitatif dengan 2 siklus
Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan: Penggunaan media puzlle dapat meningkatkan
kemampuan membilang pada anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun
Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti adanya peningkatan jumlah
anak yang dapat membilang dengan baik pada siklus 1 sebanyak 75% meningkat pada siklus
2 sebanyak 94%. Maka terjadi peningkatkan dari siklus 1 ke siklus 2.
Sehingga hipotesis menyatakan bahwa penggunaan media puzzle dapat
meningkatkan kemampuan membilang bagi anak TK Pertiwi
Cokro Tulung.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Anak usia dini
merupakan masa paling optimal untuk tumbuh dan berkembang, karena pada masa ini
rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk dapat memenuhi rasa ingin
tahunya. Selain itu mereka juga aktif bergerak sesuai dengan minat dan
bakatnya. Menurut Undang Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional mennyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir dengan usia 6 tahun yang dilakukan dengan rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.
Taman kanak – kanak (
TK ) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4
tahun sampai enam tahun ( Dr.Yuliani Nurani Sujiono, 2009:22 )
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan
pengembangan dikelas ditemukan adanya masalah rendahnya kemampuan
membilang pada anak melalui media puzlle
yang ditandai dengan beberapa kondisi sebagai berikut. Pertama; setiap anak diberikan kesempatan untuk membilang melalui
media puzlle, Kedua; saat kegiatan
membilang mulai hanya beberapa anak saja yang mampu mendengarkan dengan baik. Ketiga; ketika ada beberapa anak yang
terlebih dulu menyelesaikan kegiatan diberi kesempatan bermain bebas, 70 % anak
bermain diluar ruangan sisanya lebih senang bermain di area drama, jarang
sekali ada anak yang bermain diarea matematika, Keempat ; guru masih kurang memberi stimulasi pada kegiatan
membilang dengan media puzlle di area matematika.
Membilang merupakan kemampuan
yang penting dan harus dikembangkan sejak usia dini. Maka semua kemampuan anak
dapat dikembangkan secara optimal, tentunya dengan bantuan orang tua, pendidik
dan orang-orang di sekelilingnya. Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan
yaitu kemampuan kognitif membilang. Pengembangan kemampuan dasar bagi Taman
Kanak- kanak meliputi beberapa aspek pengembangan yang salah satunya adalah
aspek pengembangan kognitif, membilang.
Untuk itu sebagian lembaga
pendidikan anak usia dini harus mengembangkan kemampuan kognitif berhitung
sejak dini. Dengan media dan metode yang mampu mendorong dan merangsang minat
anak dan suasana belajar yang menyenangkan, maka anak akan senang dalam
mempelajari kegiatan berhitung dan siap menyongsong sekolah lanjutan dengan
penuh percaya diri. Dengan media pemberian tugas baik secara individu ataupun
berkelompok kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan kognitif
membilang pada anak.
Identifikasi Masalah
a. Kurangnya perhatian anak dalam membilang di area
matematika.
b. Kurang meratanya anak bila diberi pertanyaan oleh guru
masih didominasi anak yang pandai.
c. Anak merasa kesulitan dalam kegiatan membilang
d. Media yang digunakan dalam kegiatan membilang kurang
menarik
e. Metode yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran kurang
bervariasi sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal
Analisis Masalah
Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul diatas, maka
peneliti mencoba mengambil langkah / tindakan dengan alternatif penggunaan media
berupa puzlle serta penggunaan metode pemberian yang tepat dan bervariasi,
diharapkan meningkatkan prestasi hasil belajar anak. selain itu dapat dengan
mudah memperluas pengalaman dan pengetahuan, mempertinggi daya pikir dan
mempertajam penalaran dan kemampuan yang lain baik aspek kognitif, maupun
psikomotorik.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang dan
identifikasi masalah tersebut ditemukan rumusan masalah sebagai berikut :
“Apakah dengan penggunakan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan
membilang pada anak TK Pertiwi Cokro
Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014 ?”
TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian Perbaikan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membilang
menggunakan media puzlle pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun
pelajaran 2013/2014
MANFAAT PERBAIKAN
Dari semua tindakan yang telah
dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan atau diperoleh manfaat baik bagi anak,
guru dan bagi pihak – pihak terkait :
1.
Bagi Anak
a. Menghindari ketakutan anak terhadap pembelajaran
berhitung sejak awal.
b. Meningkatkan pembelajaran membilang dengan media yang
menarik dan menyenangkan.
c. Menumbuhkan minat dan rasa percaya diri anak pada
pembelajaran kognitif dengan menggunakan berbagai media.
2.
Bagi Guru
a. Meningkatkan profesionalitas
guru karena mampu memulai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Sebagai acuan dalam perbaikan
sehingga proses dan pembelajaran mengalami peningkatan.
c. Sebagai pendidik dapat
menemukan metode / teknik belajar pada kegiatan pembelajaran.
3.
Bagi orang tua siswa dan
pihak yang terkait
a. Agar pembelajaran lebih
efektif dan efisien sehingga semangat belajar menjadi menyenangkan dan menarik
perhatian dari semua pihak baik orang tua maupun lingkungan.
b. Agar pembelajaran lebih
berguna sebagai masukan sekolah, sehingga dapat berkembang pada setiap proses
pembelajaran.
c. Agar hasil yang dicapai lebih
maksimal, sehingga kepercayaan dari orang tua maupun lingkungan tambah termotivasi.
KAJIAN PUSTAKA
MEMBILANG
Pengertian Bilangan
Dalam kamus besar
bahasa indonesia I bilangan adalah banyaknya benda, jumlah benda.
Menurut Sudaryanti
(2006:1) bilangan adalah suatu konsep matematika di jenjang pendidikan
selanjutnya (eprints.uny.ac.id)
Bilangan adalah
suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan pengukuran simbol
atau lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan yang disebut angka
atau lambang bilangan ( id.wikipedia.org/wiki/bilangan ).
Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa bilangan adalah suatu konsep matematika untuk pencacahan dan pengukuran
benda yang menggunakan simbol atau lambang.
Pengertian Kemampuan Membilang
Menurut Robbin (2007:5) Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (milmanyusdi.blogspot.com)
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) Kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan, berusaha dengan diri sendiri. (milmanyusdi.blogspot.com)
Membilang adalah menghitung dengan menyebut satu per satu untuk mengetahui
berapa banyaknya ( Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002:150 ), Membilang
merupakan tindakan matematika untk menentukan berapa banyak jumlah benda yang
ada ( eprints.uny.ac.id )
Dari berbagai pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa
kemampuan membilang adalah kesanggupan atau kapasitas individu untuk
menyelesaikan pekerjaannya dalam menyebut satu per satu benda untuk mengetahui
berapa banyaknya.
Kemampuan membilang dalam penelitan
ini adalah kemampuan anak dalam membilang menggunakan media puzlle.
Pembelajaran untuk kegiatan membilang
Di dalam memberikan kegiatan pembelajaran seorang guru haruslah pandai
dalam memilih metode pembelajaran, alat atau media yang digunakan, waktu,
tempat serta teman bermain bagi anak, tidak lupa juga harus memperhatikan tahap perkembangan
anak didiknya.
Menurut Wahyudi CHA dan Dwi Retno Damayanti dalam
eprints.uny.ac.id (2005 :110-117)
Kegiatan pembelajaran matematika di
taman kanak – kanak adalah sebagai berikut : a) mencocokkan, b) angka dan
hitungan, c) mengelompokkan dan menggolongkan, d)perbandingan, e)bentuk, f)
ruang, g) pembelajaran tentang pola, h) pengukuran, i) Lambang bilangan.
Dalam kegiatan mengenal lambang bilangan anak dapat melihat banyak angka
disekitarnya, maka anak diberi pemahaman dalam mengenal lambang bilangan,
urutan nmor bilangan dan kemampuan untuk menggabungkan nomor dengan kumpulan
(angka 1 untuk satu obyek/benda).
Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan menurut buku pedoman
pembelajaran d kelompok bermain adalah membilang atau menyebut bilangan dari 1
- 10. Kegiatan mengenal angka dan hitungan merupakan kegiatan persiapan untuk
berhitung.Kegiatan pembelajaran harus tetap memperhatikan dan disesuaikan
dengan tahap perkembangan anak.
Pada anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untk mengenalkan
berhitung, karena usia dini sangat peka terhadap simulasi yang dierima dari
lingkungan.
Langkah –
langkah kegiatan membilang
Anak usia dini belum mampu memahami bilangan. Mereka hanya
menirukan orang – orang yang ada disekitar mereka. Misalnya, mereka
menghitung benda tidak sesuai dengan
jumlah benda yang ada.
Menurut Sudaryanti (2006:5-17) Langkah – langkah pembelajaran
kemampuan membilang anak TK dapat dilakukan dengan cara: a) Menghitung jari, b)
Menghitung benda – benda, c) berhitung sambil berolah raga, d) berhitung sambil
bernyanyi, e) menghtung diatas sepuluh, f) menulis angka, g) memasangkan angka,
h) membandingkan angka ( eprints.uny.ac.id )
Salah satu langkah – langkah membilang yang akan penulis bahas
disini adalah menghitung benda – benda yaitu membilang menggunakan media
puzlle.
MEDIA
Pengertian Media
Media pembelajaran
adalah salah satu kemampuan yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar
yang diharapkan.
Menurut Gagne dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009:8.4
– 8.5) Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat
mendorong anak untuk belajar.
Menurut Heinich, Molenda dan Russell,1993 (dalam Badru
zaman 2009:44) media merupakan saluran komunikasi, media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara Harfian berarti
Perantara, yaitu perantara sumber pesan (asurce)
dengan penerima pesan (a receiver).
Dari berbagai
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media merupakan sarana fisik atau alat
yang digunakan untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran yang dapat mendorong
/ menarik bagi anak untuk menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
Manfaat Media
Media Pembelajaran merupakan salah satu komponan yang
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam
rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
Menurut Badru
zaman (2009.4.10) nilai-nilai media adalah :
a.
Mengonkretkan
konsep-konsep yang abstrak
b.
Berbahaya atau sukar didapat ke dalam ke dalam lingkungan
belajar.
c.
Menampilkan objek yang
terlalu besar
d.
Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
Selain nilai media
tadi Badru Zaman (2009.4.11) menjelaskan bahwa manfaat media antara lain :
1.
Memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan
lingkungannya
2.
Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi
belajar pada masing-masing anak.
3.
Membangkitkan motivasi
belajar anak.
4.
Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun
disimpan menurut kebutuhan
5.
Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi
seluruh
anak.
6.
Mengatasi keterbatasan
waktu dan ruang
7.
Mengontrol arah dan kecepatan belajar anak
PUZLLE
Pengertian Puzlle
Puzlle berasal dari bahasa inggris
yang artinya teka – teki atau bongkar pasang. Puzlle adalah media yang
dimainkan dengan cara bongkar pasang
(HanaKres.permainananakmuslim.blogspot.com/)
Menurut Padmonodewo (Misbach, Muzmail,
2010) kata puzlle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka – teki atau
bongkar pasang, media puzlle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang (kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=345
Macam – macam puzlle
Muzamil,
Misbach (2010) menyatakan beberapa bentuk puzlle, diantaranya yaitu :
1.
Puzlle kontruksi : merupakan kumpulan potongan – potongan yang terpisah
yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
2.
Puzlle batang : merupakan permainan teka – teki matematika sederhana namun
memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
3.
Puzlle lantai : merupakan puzlle
yang terbuat dari sponge/karet/busa sehingga baik untuk alas bermain anak di
lantai.
4.
Puzlle angka : merupakan puzlle yang berguna untuk mengenalkan angka kepada
anak, juga dapat melatih kemampuan berfikir logisnya sesuai dengan urutan
angka.
5.
Puzlle transportasi : merupakan puzlle bergambar dengan macam – macam
gambar alat transportasi. Fungsinya selain untuk melatihmotorik anak juga untuk
stimulasi otak kanan dan otak kiri,mengetahui macam – macam kendaraan,serta
memacu anak kreatif dan imajinatif.
6.
Puzlle logika : merupakan puzlle gambar yang dapat mengembangkan
ketrampilan anak, juga berfungsi agar anak berlatih untuk memecahkan masalah.
7.
Puzlle geometri : merupakan puzlle yang dapat mengembangkan ketrampilan
mengenali bentuk – bentuk geometri
8.
Puzlle penjumlahan dan pengurangan : merupakan puzlle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak.
Fungsi puzlle
Nani (2008), mengemukakan bahwa pada
dasarnya dari sisi edukasi permainan puzlle berfungsi untuk :
1.
Melatih konsentrasi,
ketelitian, dan kesabaran
2.
Melatih koordinasi
mata dan tangan
3.
Memperkuat daya ingat
4.
Mengenalkan anak pada
konsep hubungan
5.
Dengan memilih gambar / bentuk anak dapat melatih untuk berfikr matematis
(menggunakan otak kiri)
6.
Melatih logika anak (kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435)
Penggunaan puzlle di PAUD
Di
usia PAUD kemampuan untuk memegang dan mengambil benda sudah berkembang. Dengan
puzlle anak memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah.jumlah kepingan
yang diajarkan sekitar 7 – 10 keping.
Memasang
kepingan puzlle berarti mengingat gambar utuh, kemudian menyusun komponennya
menjadi sebuah gambar benda. Cara anak menyelesaikan gambar utuh puzlle adalah
menggunakan metode coba ralat. Warna dan bentuk puzlle adalah hal perlu
diperhatikan ketika anak memainkan puzlle.
(kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435
PELAKSANAAN PENELITIAN
Subyek Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dan Perbaikan
Penelitian
dan perbaikan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan membilang
dengan menggunakan media puzlle dilaksanakan di TK Pertiwi Cokro yang
beralamatkan di Dukuh Cokro, Kalurahan Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten
Klaten. TK ini memiliki letak di tengah – tengah pedesaan dan mudah dijangkau
bagi anak didik di sekitar wilayahnya. TK Pertiwi Cokro merupakan TK umum
tetapi mempunyai tempat bermain yang cukup luas.
2. Waktu
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan ini dilakukan dalam
2 siklus ;
a.
Siklus
pertama (I) dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2014 sampai dengan 14 maret 2014
b.
Siklus
kedua (II) dilaksanakan pada tanggal 24 maret 2014 sampai dengan 28 maret 2014.
c.
Kedua
siklus dilaksanakan pada pukul 07.30 – 10.00 WIB.
Tabel 1 Jadwal
Pelaksanaan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
NO
|
KEGIATAN
|
TANGGAL
|
1
|
Perencanaan
siklus I
|
3 –
8 maret 2014
|
2
|
Pelaksanaan
siklus I
|
10 –
14 maret 2014
|
3
|
Perencanaan
siklus II
|
17 –
21 maret 2014
|
4
|
Pelaksanaan
siklus II
|
24 –
28 maret 2014
|
5
|
Pembuatan
laporan PKP
|
1 –
10 April 2014
|
6
|
Pengumpulan
Tugas akhir PKP
|
12
April 2014
|
3. Tema
Perbaikan
a.
Siklus
I dengan tema : Tanah airku sub tema Dasar negara, lambang negara, lagu
kebangsaan, bendera merah putih, ibu kota negara
b.
Siklus
II dengan tema : Tanah airku sub tema presiden, wakil presiden, nama pahlawan,
budaya indonesia, lagu – lagu nasional,macam – macam agama dan tempat ibadah,
kehidupan di desa dan di kota.
4. Kelompok
Penelitian ini
dilaksanakan pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro semester II tahun pelajaran
2013/2014.
5. Karakteristik
Anak
Perbaikan
dilaksanakan pada anak usia 5 – 6 tahun, dengan jumlah siswa 20 anak dan setiap
anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seragam di TK Pertiwi ada 3
macam yaitu coklat orange, kotak – kotak dan olahraga. Latar belakang pendidikan orang tua siswa rata -
rata SLTA dengan pekerjaan karyawan
swasta. Kebanyakan anak berangkat sekolah dengan naik sepeda dan ada yang
diantar orang tuanya karena jarak rumah dengan sekolah rata-rata 500 m.
Deskripsi Rencana Tiap
Siklus
Siklus I
Perencanaan
Sebelum kegiatan perbaikan dilaksanakan,
peneliti menyiapkan perencanaan siklus I, yang terdiri dari Rancangan satu
siklus untuk suklus I, 5 buah Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan 5 lembar
releksi. Pada siklus ini peneliti membuat perencanaan kegiatan yang dijabarkan
pada RKH sebagai berikut :
1. Kegiatan
awal + 30 menit
Kegiatan awal adalah kegiatan yang
dilakukan oleh semua anak dalam satu kelas, dalam satuan waktu dengan kegiatan
yang sama, biasanya dilaksanakan secara klasikal. Sifat dari kegiatan ini adalah pemanasan, diskusi,
dan tanya jawab, juga motorik kasar.
Dalam kegiatan awal ini, peneliti melaksanakan
kegiatan dengan rutinitas harian seperti berbaris masuk kelas, mengucap salam,
bedoa, absensi, berbagi cerita ataupun tanya jawab dan fisik motorik. Pada kegiatan ini, guru dapat menarik minat
anak terhadap materi yang akan disampaikan dengan cara menyampaikan pengenalan
mengenai materi melalui kegiatan yang memotivasi anak.
2. Kegiatan
Inti + 60 menit
Kegiatan inti adalah suatu kegiatan
yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak, kegiatan yang
terdiri dari beberapa macam kegiatan main yang bisa dipilih dan disukai anak,
sehingga anak mampu bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian,
konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian, serta kreativitasnya yang
dapat membantu dan mengembangakan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok
pembelajaran yang peneliti laksanakan untuk perbaikan. Pada kegiatan ini, peneliti membagi kegiatan
ke dalam empat area yang indikatornya disesuaikan dengan indikator perbaikan
yang terintegrasi dengan indikator pengembangan yang lainnya. Pada kegiatan inti ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator bagi anak agar indikator-indikator yang dirumuskan dapat tercapai.
3. Istirahat
+ 30 menit
Kegiatan ini bisa digunakan untuk
mengisi indikator/ kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan
makan, waktu yang tersedia bisa digunakan untuk anak bermain dengan alat
permainan di luar kelas yang bertujuan untuk mengembangkan fisik/ motorik anak.
Dalam kegiatan ini, guru bertindak sebagai
teman bagi anak dan pengawas bagi anak, dimana guru juga harus tetap
memperhatikan proses ketercapaian kompetensi anak, karena kegiatan istirahat
juga termasuk dalam kegiatan pengembangan anak.
4. Kegiatan
akhir/ penutup
Kegiatan yang bersifat menenangkan
anak dan diberi secara klasikal, misalnya membaca buku, tanya jawab,
menyanyi,pantomim, dll.dan diakhiri dengan tanya jawab tentang kegiatan yang
sudah dilaksanakan, gunanya yaitu untuk mengingat kembali atau memaknai
kegiatan yang dilaksanakan dan dilanjutkan oleh pesan – pesan dan do’a pulang. Pada kegiatan akhir, guru melakukan umpan balik
terhadap anak untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator atau kompetensi
anak yang telah ditetapkan, dengan cara menyimpulkan kegiatan yang
telah dilakukan bersama anak, kemudian melakukan
tanya jawab dengan kesimpulan tersebut.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I
dimulai tanggal 10 maret 2014 sampai dengan tanggal 14 maret 2014, pukul 7.30
-10.00 wib, yang didampingi oleh supervisor II yang bertugas membimbing
mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan
di kelasnya dan menilai secara obyektif kemampuan mahasiswa dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP
2.langkah – langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran Upaya
meningkatkan kemampuan membilang menggunakan media puzlle pada anak kelompok B
TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dengan tema Tanah Airku
adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan awal ± 30 menit
Kegiatan diisi dengan : mengucap salam, berdoa,
hafalan surat-surat pendek, berbagi cerita dan kegiatan motorik kasar anak,
dengan langkah- langkah sebagai berikut :
a.
Guru mengajak anak berbaris memasuki kelas.
b. Guru mengucap salam.
c.
Guru mengkondisikan anak untuk duduk dengan rapi
dan tenang.
d. Guru mengajak anak berdoa.
e. Guru menabsen anak.
f.
Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan hari
ini melalui berbagi cerita dan tanya jawab yang dikemas secara ringan dan
menyenangkan bagi anak.
g.
Guru mengajak anak melakukan kegiatan motorik
kasar.
2. Kegiatan inti ± 60 menit
Diisi dengan kegiatan pengembangan yang akan diteliti, dalam hal ini
tentang pengembangan kemampuan berhitung permulaan pada anak melalui kegiatan
membilang dengan media puzlle, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut :
a.
Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.
Guru mengkondisikan anak untuk memperhatikan.
c.
Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan
dilakukan.
d.
Guru memberi contoh cara menghitung kepingan –
kepingan puzlle.
e.
Guru memberi contoh membilang dengan menggunakan
media puzlle.
f.
Guru meminta anak membilang kepingan puzlle dengan
jumlah yang telah ditentukan.
g.
Guru meminta anak menyusun kembali kepingan puzlle
tersebut.
h.
Guru membimbing anak yang belum mampu melakukan
kegiatan membilang dan menyusun kebali puzlle.
i. Guru memberi reward.
3. Istirahat ± 30 menit
Diisi dengan makan bekal dan bermain bebas, dengan
langkag kegiatan sebagai berikut :
a.
Guru meminta anak untuk mencuci tangan sebelum
makan.
b.
Guru meminta anak menyiapkan bekalnya.
c.
Guru mengajak anak berdoa sebelum makan.
d.
Guru meminta mengawasi anak yang sedang makan dan
membimbing yang belum bisa makan sendiri.
e.
Guru meminta anak memberesi tempat makannya.
f.
Guru mempersilahkan anak bermain bebas dan
mengawasinya.
4. Kegiatan akhir ± 30 menit
Pada kegiatan ini, guru mengajak anak untuk mengulas kembali materi yang
telah disampaikan, melakukan tanya jawab, bernyanyi dan mengajak berdoa sebelum
pulang serta mengucapkan salam.
Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
a.
Guru meminta anak kembali masuk ke dalam kelas.
b.
Guru menarik perhatian anak kembali dengan
mengajaknya bernyanyi.
c.
Guru mengkondisikan anak untuk tenang.
d.
Guru melakukan umpan balik kepada anak tentang
materi yang telah disampaikan hari ini, melalui kegiatan tanya jawab serta
ulasan kegiatan hari ini.
e.
Guru mengajak anak berdoa sebelum pulang.
f.
Guru mengucapkan salam.
Pengamatan dan pengumpulan data
Dalam
melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran, peneliti sekaligus melakukan pengamatan
dari kegiatan awal sampai akhir untuk
mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini. Kemudian mencatat hal apa saja yang muncul
saat pengamatan berlangsung, terutama mencatat dan menilai hasil belajar dengan
nilai ● untuk anak yang telah berhasil melebihi indikator yang ditetapkan dalam
RKH, nilai √ untuk anak yang berhasil mencapai
indikator yang telah ditetapkan pada RKH dan nilai ○ untuk anak yang belum
mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH.
Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan,
mengamatinya dan mengumpulkan data yang mendukung penelitian, peneliti
melakukan refleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan
pengembangan. Dalam kegiatan refleksi
ini yang perlu direnungkan adalah bagaimana reaksi anak terhadap proses
pengembangan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, kelemahan dan kelebihan
kegiatan perbaikan yang dilakukan dan hal-hal unik yang ditemukan selama proses
perbaikan dalam siklus 1 ini, serta penyebab-penyebab munculnya permasalahan
dalam siklus 1 untuk menentukan langkah
selanjutnya dalam menyusun perencanaan siklus 2 untuk dapat meningkatkan
kemampuan berhitung permulaan.
Siklus 2
Perencanaan
Dalam
siklus 2 sebelum pelaksanaan perbaikan, peneliti menyiapkan perencanaan
kegiatan yang terdiri dari Rancangan satu siklus, Rencana kegiatan, Rencana
kegiatan harian ( RKH ), Skenario perbaikan, Refleksi. Pada siklus ini, peneliti membuat
rencana perbaikan yang dijabarkan pada RKH sebagai berikut :
1. Kegiatan
awal + 30 menit
Kegiatan awal adalah kegiatan yang
dilakukan oleh semua anak dalam satu kelas, dalam satuan waktu dengan kegiatan
yang sama, biasanya dilaksanakan secara klasikal. Sifat dari kegiatan ini adalah pemanasan, diskusi,
dan tanya jawab, juga motorik kasar.
Dalam kegiatan awal ini, peneliti melaksanakan
kegiatan dengan rutinitas harian seperti berbaris masuk kelas, mengucap salam,
bedoa, absensi, berbagi cerita ataupun tanya jawab dan fisik motorik. Pada kegiatan ini, guru dapat menarik minat
anak terhadap materi yang akan disampaikan dengan cara menyampaikan pengenalan
mengenai materi melalui kegiatan yang memotivasi anak.
2. Kegiatan
Inti + 60 menit
Kegiatan inti adalah suatu
kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak, kegiatan
yang terdiri dari beberapa macam kegiatan main yang bisa dipilih dan disukai
anak, sehingga anak mampu bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan
pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian, serta
kreativitasnya yang dapat membantu dan mengembangakan kebiasaan bekerja yang
baik. Kegiatan ini merupakan
kegiatan pokok pembelajaran yang peneliti laksanakan untuk perbaikan. Pada kegiatan ini, peneliti membagi kegiatan
ke dalam empat area yang indikatornya disesuaikan dengan indikator perbaikan
yang terintegrasi dengan indikator pengembangan yang lainnya. Pada kegiatan inti ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator bagi anak agar indikator-indikator yang dirumuskan dapat tercapai.
3. Istirahat
+ 30 menit
Kegiatan ini bisa digunakan untuk
mengisi indikator/ kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan
makan, waktu yang tersedia bisa digunakan untuk anak bermain dengan alat
permainan di luar kelas yang bertujuan untuk mengembangkan fisik/ motorik anak.
Dalam kegiatan ini, guru bertindak
sebagai teman bagi anak dan pengawas bagi anak, dimana guru juga harus tetap
memperhatikan proses ketercapaian kompetensi anak, karena kegiatan istirahat
juga termasuk dalam kegiatan pengembangan anak.
4. Kegiatan
akhir/ penutup
Kegiatan yang bersifat menenangkan
anak dan diberi secara klasikal, misalnya membaca buku, tanya jawab,
menyanyi,pantomim, dll.dan diakhiri dengan tanya jawab tentang kegiatan yang
sudah dilaksanakan, gunanya yaitu untuk mengingat kembali atau memaknai
kegiatan yang dilaksanakan dan dilanjutkan oleh pesan – pesan dan do’a pulang. Pada kegiatan akhir, guru melakukan umpan balik
terhadap anak untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator atau kompetensi
anak yang telah ditetapkan, dengan cara menyimpulkan kegiatan yang
telah dilakukan bersama anak, kemudian melakukan
tanya jawab dengan kesimpulan tersebut.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk
perbaikan pada siklus 2, dimulai tanggal 17 Maret sampai dengan 21 maret 2014
pukul 07.30 sampai dengan 10.00 WIB dengan didampingi oleh supervisor II selaku
pembimbing mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan kegiatan
pembelajaran pada kelasnya dan menilai kemampuan mahasiswa secara obyektif
dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG
PKP 1 dan APKG PKP 2, serta didampingi oleh penilai yang menilai RKH dan
pelaksanaannya dengan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 untuk siklus 2. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran “Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membilang Menggunakan Media Puzlle Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi
Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. Dengan Tema Tanah airku.
Pengamatan dan
pengumpulan data
Peneliti
melakukan perbaikan dari siklus 1 sekaligus melakukan pengamatan dari kegiatan
awal sampai akhir untuk mengumpulkan
data yang mendukung penelitian ini. Kemudian
mencatat hal apa saja yang muncul saat pengamatan berlangsung, terutama
mencatat dan menilai hasil belajar dengan nilai ● untuk anak yang telah
berhasil melebihi indikator yang ditetapkan dalam RKH, nilai √ untuk anak yang
berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH dan nilai ○ untuk
anak yang belum mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH.
Refleksi
Selama
melaksanakan kegiatan perbaikan pada siklus 2 ini, peneliti mengamatinya dan mengumpulkan data
yang mendukung penelitian, peneliti melakukan refleksi diri terhadap kegiatan
yang telah dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan
yang dilakukan untuk perbaikan pengembangan.
Dalam kegiatan refleksi ini yang perlu direnungkan adalah bagaimana
reaksi anak terhadap proses pengembangan perbaikan pembelajaran yang dilakukan,
kelemahan dan kelebihan kegiatan perbaikan yang dilakukan dan hal-hal unik yang
ditemukan selama proses perbaikan dalam siklus 2 ini, serta hal-hal yang
mendukung tercapainya indikator yang telah ditentukan untuk meningkatkan
kemampuan membilang dengan media puzlle, juga berguna untuk menentukan langkah
selanjutnya dalam menyusun perencanaan selanjutnya dalam upaya pengembangan
kemampuan membilang dengan menggunakan metode yang lain guna meningkatkan
kompetensi diri dari peneliti.
Teknik Analisis Data
Diskripsi Kwantitatif adalah data kwantitatif dianalisis dengan statistik,
diskriptif untuk menemukan prosentase dan nilai rata – rata ( IGAK Wardhani,
Kuswaya, Wihardip, 2011.5.20 )
Adapun cara menghitung prosentase keberhasilan dengan rumus :
● + √ X 100 %
jumlah anak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Perbaikan Setiap Siklus
Hasil Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
Rencana Perbaikan pembelajaran
siklus I
Rencana yang dilakukan peneliti dalam mempersiapkan perbaikan pembelajaran Siklus satu adalah membuat Rancangan Perbaikan
Pembelajaran Siklus I, Rencana Kegiatan Siklus I, Skenario Perbaikan Satu
Siklus, Rencana Kegiatan Harian (RKH), Lembar Penilaian,
Lembar Pengamatan, dan membuat Lembar Refleksi.
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
Kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2014 s/d tanggal 14 maret 2014 dengan tema Tanah airku dengan sub tema dasar negara, benderaku, ibu kota negara. Pelaksanaan tersebut berdasarkan atau
berpedoman pada serangkaian perencanaan yang telah dipersiapkan antara lain:
Rancangan Satu Siklus untuk Siklus I
Siklus : Pertama ( Satu )
Tema : Tanah Airku
Kelompok
: B
Tanggal : 10 – 14 maret 2014
Tujuan
Perbaikan : Upaya meningkatkan kemampuan
membilang menggunakan media Puzlle pada anak
kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
a.
Identifikasi
Masalah
1.
Pembelajaran
membilang anak yang belum sesuai dengan
tujuan
pembelajaran.
2.
Strategi
mengajar guru yang perlu dikembangkan agar
anak tidak merasa bosan.
3.
Masalah
perkembangan anak yang kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
4.
Anak
selalu tidak tenang pada saat guru menjelaskan
kegiatan.
b.
Analisis
Masalah
Dari keempat
masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah pembelajaran membilang anak yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran
karena merupakan masalah yang paling tepat dan dapat menimbulkan masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah karena
strategi mengajar yang digunakan guru tidak sesuai dengan tingkat perkembangan
anak usia dini. Masalah strategi yang kurang sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif anak didik masih belum mencapai kematangan.
c.
Perumusan Masalah
Apakah penggunaan media puzlle dapat meningkatkan
kemampuan membilang pada anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun pelajaran 2013/2014 ?
Perbaikan Setiap Siklus
Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data pada kegiatan perbaikan
pembelajaran siklus I, masih ada kelemahan-kelemahannya. Pada pembelajaran
siklus I siswa masih banyak yang belum sempurna hasilnya. Namun demikian
terdapat kelebihan dalam hal penggunaan media yang sudah disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak.
Sesuai pendapat Gagne
dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009:8.4 – 8.5) Media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar. Juga
sesuai dengan pendapat Heinich, Molenda dan Russell,1993 (dalam Badru zaman 2009:44) media merupakan saluran
komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara Harfian berarti Perantara, yaitu perantara sumber pesan
(asurce) dengan penerima pesan (a receiver).
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data pada nilai perbaikan
sikus I, sudah ada peningkatan walaupun belum sesuai yang diharapkan, nilai ‘●’
sebanyak 4 anak, nilai ‘√’ sebanyak 8 anak, dan nilai ‘o’ 4 anak. Prosentase nilai keberhasilan kegiatan
perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah 75%. Indikator keberhasilan pada
penelitian ini ditetapkan apabila nilai keberhasilan sudah mencapai minimal
90%. Karena belum mencapai sesuai yang diharapkan maka penelitian perbaikan
pembelajaran dilanjutkan pada siklus II dengan meningkatkan media yang lebih
menarik dan variatif dengan berbagai gambar pada puzlle sehingga
anak akan merasa senang dan tekun melakukan kegiatan membilang.
Pembahasan Siklus II
Pada pelaksanaan siklus yang ke II ini anak-anak lebih bersemangat dan
antusias untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada
kegiatan pembelajaran siklus II ini lebih berhasil
daripada siklus I. Sehingga dapat mencapai keberhasilan minimal 90%. Nilai ini
dapat diihat pada keberhasilan nilai yang diharapkan yaitu nilai nilai ‘●’ sebanyak 6 anak, nilai ‘√’ sebanyak 9 anak, dan nilai ‘o’ 1
anak.
Kesimpulan keberhasilan Siklus II
Hasil perbaikan pada siklus II sudah mencapai 94 %. Dengan demikian maka tindakan perbaikan pada siklus II
dinyatakan berhasil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan
perbaikan yang dilakukan penulis di TK Pertiwi Cokro Tulung, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penggunaan
media Puzlle dapat Meningkatkan kemampuan
membilang pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran
2013/2014
2.
Penggunaan
media puzlle yang bervariasi, menarik, serta pengelolaan kelas yang baik dan
strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak
dalam mengembangkan kemampuan kognitif khususnya dalam kegiatan membilang.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di
atas, penulis mempunyai saran sebagai berikut:
1. Bagi
Guru
Guru diharapkan
dapat meningkatkan pembelajaran dengan cara menggunakan media yang lebih
menarik, variatif. Guru dapat
lebih kreatif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
2. Bagi
Sekolah
Bagi Sekolah diharapkan
untuk memberikan kesempatan pada setiap guru untuk ikut serta dalam pelatihan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru agar dapat memberikan media
pembelajaran yang tepat.
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana prasarana yang
memadai agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan
pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Sekolah memberikan
kesempatan kepada guru untuk melakukan inovasi – inovasi.
b. Bagi
Orang Tua
Bagi orang tua diharapkan bisa menambah pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak dan
melakukan stimulan terhadap anak ketika dirumah, sehingga pembelajaran yang di
dapat di sekolah dapat berkesinambungan, dan akan menunjang untuk
kegiatan-kegiatan selanjutnya, sehingga
kegiatan di sekolah dapat tercapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Asmawati, luluk. (2012). Pengelolaan
Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
eprints.uny.ac.id,
8 maret 2014
hannakres.permainananakmuslim.blogspot.com/,
24 februari 2014
justnurman.wordpress.com, 25 februari 2014
kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435, 8
maret 2014
Milmanyusdi.blogspot.com/, 11 maret 2014
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep
Dasar Pendidikan anak Usia Dini. Jakarta:
PT Indeks.
Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Tim TAP FKIP UT. (2012). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP.
Jakarta Selatan : Universitas Terbuka
Zaman, Badru. (2010). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.
PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH
Kami yang bertanda tangan dibawah ini
nama Warsinah, M.Pd, selaku pembimbing karya ilmiah dari mahasiswa :
Nama :
ELLY RIANINGSIH
NIM :
820004466
Program Study : S1 PAUD
UPBJJ : SURAKARTA
UPBJJ : SURAKARTA
Menyatakan karya ilmiah dari mahasiswa
tersebut diatas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membilang Menggunakan Media Puzlle
Pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi Cokro Tulung Tahun
Pelajaran 2013 /2014” layak untuk diunggah ke aplikasi karya ilmiah Universitas Terbuka dengan
telah memperhati-
kan ketentuan penulisan karya ilmiah
sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan dan ketentuan anti plagiat.
Demikian persetujuan ini kami berikan.
Pembimbing
WARSINAH, M.Pd
Mari Bergabung bersama kami di WWW,S1288POKER,COM
BalasHapusSitus yang menjamin keamanan sistem yang canggih 100% Murni Fair Play, kami agen yang bergabung pada perusahaan Dewa Poker menjamin kepercayaan dan tidak akan mengecewakan anda dan tidak main-main di dalam permainan. 100% Murni karena semua server tergabung dan proses pembagian kartu dibagikan secara random tanpa campur tangan Admin atau CS yang bersangkutan dari perusahaan Dewa Poker. Chips dapat diuangkan kapan saja, proses aman dan cepat ! (PIN BBM : 7AC8D76B)