Jumat, 06 Juni 2014

KARIL



UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG             MENGGUNAKAN MEDIA PUZLLE
PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI COKRO TULUNG
TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014


NAMA : ELLY RIANINGSIH
NIM : 820004466


ABSTRAK

ELLY RIANINGSIH. 820004466. Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Menggunakan Media Puzlle Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014.
Latar belakang dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan membilang pada anak, disebabkan karena metode yang digunakan kurang bervariasi, sehingga permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan membilang pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/2014. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan membilang menggunakan media puzlle pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun pelajaran 2013/2014.
            Prosedur Penelitian mencakup tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung yang berjumlah 16 anak. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Data dianalisis secara diskriptif kuantitatif dengan 2 siklus
 Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Penggunaan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan membilang pada anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini terbukti adanya peningkatan jumlah anak yang dapat membilang dengan baik pada siklus 1 sebanyak 75% meningkat pada siklus 2 sebanyak 94%. Maka terjadi peningkatkan dari siklus 1 ke siklus 2. Sehingga hipotesis menyatakan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan kemampuan membilang bagi anak TK Pertiwi Cokro Tulung.



PENDAHULUAN
A.       LATAR BELAKANG
Anak usia dini merupakan masa paling optimal untuk tumbuh dan berkembang, karena pada masa ini rasa ingin tahu yang besar dan melakukan apapun untuk dapat memenuhi rasa ingin tahunya. Selain itu mereka juga aktif bergerak sesuai dengan minat dan bakatnya. Menurut  Undang Undang  No 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional mennyatakan bahwa Pendidikan  Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir dengan usia 6 tahun yang dilakukan dengan rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.
Taman kanak – kanak ( TK ) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai enam tahun ( Dr.Yuliani Nurani Sujiono, 2009:22 )
      Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan dikelas ditemukan adanya masalah rendahnya kemampuan membilang  pada anak melalui media puzlle yang ditandai dengan beberapa kondisi sebagai berikut. Pertama; setiap anak diberikan kesempatan untuk membilang melalui media puzlle, Kedua; saat kegiatan membilang mulai hanya beberapa anak saja yang mampu mendengarkan dengan baik. Ketiga; ketika ada beberapa anak yang terlebih dulu menyelesaikan kegiatan diberi kesempatan bermain bebas, 70 % anak bermain diluar ruangan sisanya lebih senang bermain di area drama, jarang sekali ada anak yang bermain diarea matematika, Keempat ; guru masih kurang memberi stimulasi pada kegiatan membilang dengan media puzlle di area matematika.
Membilang merupakan kemampuan yang penting dan harus dikembangkan sejak usia dini. Maka semua kemampuan anak dapat dikembangkan secara optimal, tentunya dengan bantuan orang tua, pendidik dan orang-orang di sekelilingnya. Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan yaitu kemampuan kognitif membilang. Pengembangan kemampuan dasar bagi Taman Kanak- kanak meliputi beberapa aspek pengembangan yang salah satunya adalah aspek pengembangan kognitif, membilang. 
Untuk itu sebagian lembaga pendidikan anak usia dini harus mengembangkan kemampuan kognitif berhitung sejak dini. Dengan media dan metode yang mampu mendorong dan merangsang minat anak dan suasana belajar yang menyenangkan, maka anak akan senang dalam mempelajari kegiatan berhitung dan siap menyongsong sekolah lanjutan dengan penuh percaya diri. Dengan media pemberian tugas baik secara individu ataupun berkelompok kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan kognitif membilang pada anak.

            Identifikasi Masalah
a.       Kurangnya perhatian anak dalam membilang di area matematika.
b.      Kurang meratanya anak bila diberi pertanyaan oleh guru masih didominasi anak yang pandai.
c.       Anak merasa kesulitan dalam kegiatan membilang
d.      Media yang digunakan dalam kegiatan membilang kurang menarik
e.       Metode yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran kurang bervariasi sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal
Analisis Masalah
Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul diatas, maka peneliti mencoba mengambil langkah / tindakan dengan alternatif penggunaan media berupa puzlle serta penggunaan metode pemberian yang tepat dan bervariasi, diharapkan meningkatkan prestasi hasil belajar anak. selain itu dapat dengan mudah memperluas pengalaman dan pengetahuan, mempertinggi daya pikir dan mempertajam penalaran dan kemampuan yang lain baik aspek kognitif, maupun psikomotorik.
   
RUMUSAN MASALAH
 Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut ditemukan rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah dengan penggunakan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan membilang  pada anak TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014 ?”

TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian Perbaikan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membilang menggunakan media puzlle pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun pelajaran 2013/2014
 
MANFAAT PERBAIKAN
                                    Dari semua tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka didapatkan atau diperoleh manfaat baik bagi anak, guru dan bagi pihak – pihak  terkait :
1.    Bagi Anak
a.    Menghindari ketakutan anak terhadap pembelajaran berhitung sejak awal.
b.    Meningkatkan pembelajaran membilang dengan media yang menarik dan menyenangkan.
c.    Menumbuhkan minat dan rasa percaya diri anak pada pembelajaran kognitif dengan menggunakan berbagai media. 
2.    Bagi Guru
a.    Meningkatkan profesionalitas guru karena mampu memulai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b.    Sebagai acuan dalam perbaikan sehingga proses dan pembelajaran mengalami peningkatan.
c.    Sebagai pendidik dapat menemukan metode / teknik belajar pada kegiatan pembelajaran.   
3.    Bagi orang tua siswa dan pihak yang terkait
a.    Agar pembelajaran lebih efektif dan efisien sehingga semangat belajar menjadi menyenangkan dan menarik perhatian dari semua pihak baik orang tua maupun lingkungan.
b.    Agar pembelajaran lebih berguna sebagai masukan sekolah, sehingga dapat berkembang pada setiap proses pembelajaran.
c.   Agar hasil yang dicapai lebih maksimal, sehingga kepercayaan dari orang tua maupun lingkungan tambah termotivasi.

KAJIAN PUSTAKA
 MEMBILANG        
                 Pengertian Bilangan
Dalam kamus besar bahasa indonesia I bilangan adalah banyaknya benda, jumlah benda.
Menurut Sudaryanti (2006:1) bilangan adalah suatu konsep matematika di jenjang pendidikan selanjutnya (eprints.uny.ac.id)
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pemecahan dan pengukuran simbol atau lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan yang disebut angka atau lambang bilangan ( id.wikipedia.org/wiki/bilangan ).
        Dari beberapa pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa bilangan adalah suatu konsep matematika untuk pencacahan dan pengukuran benda yang menggunakan simbol atau lambang.

  Pengertian Kemampuan Membilang
Menurut Robbin (2007:5) Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (milmanyusdi.blogspot.com)
Menurut Mohammda Zain dalam Milman Yusdi (2010:10) Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, berusaha dengan diri sendiri. (milmanyusdi.blogspot.com)
Membilang adalah menghitung dengan menyebut satu per satu untuk mengetahui berapa banyaknya ( Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002:150 ), Membilang merupakan tindakan matematika untk menentukan berapa banyak jumlah benda yang ada ( eprints.uny.ac.id )
Dari berbagai pendapat diatas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa kemampuan membilang adalah kesanggupan atau kapasitas individu untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam menyebut satu per satu benda untuk mengetahui berapa banyaknya.
           Kemampuan membilang dalam penelitan ini adalah kemampuan anak dalam membilang menggunakan media puzlle.
  Pembelajaran untuk kegiatan membilang
Di dalam memberikan kegiatan pembelajaran seorang guru haruslah pandai dalam memilih metode pembelajaran, alat atau media yang digunakan, waktu, tempat serta teman bermain bagi anak, tidak lupa  juga harus memperhatikan tahap perkembangan anak didiknya.
          Menurut Wahyudi  CHA dan Dwi Retno Damayanti dalam eprints.uny.ac.id  (2005 :110-117) Kegiatan pembelajaran matematika  di taman kanak – kanak adalah sebagai berikut : a) mencocokkan, b) angka dan hitungan, c) mengelompokkan dan menggolongkan, d)perbandingan, e)bentuk, f) ruang, g) pembelajaran tentang pola, h) pengukuran, i) Lambang bilangan.
        Dalam kegiatan mengenal lambang bilangan anak dapat melihat banyak angka disekitarnya, maka anak diberi pemahaman dalam mengenal lambang bilangan, urutan nmor bilangan dan kemampuan untuk menggabungkan nomor dengan kumpulan (angka 1 untuk satu obyek/benda).
Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan menurut buku pedoman pembelajaran d kelompok bermain adalah membilang atau menyebut bilangan dari 1 - 10. Kegiatan mengenal angka dan hitungan merupakan kegiatan persiapan untuk berhitung.Kegiatan pembelajaran harus tetap memperhatikan dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Pada anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untk mengenalkan berhitung, karena usia dini sangat peka terhadap simulasi yang dierima dari lingkungan.

 Langkah – langkah kegiatan membilang
       Anak usia dini belum mampu memahami bilangan. Mereka hanya menirukan orang – orang yang ada disekitar mereka. Misalnya, mereka menghitung  benda tidak sesuai dengan jumlah benda yang ada.
       Menurut Sudaryanti (2006:5-17) Langkah – langkah pembelajaran kemampuan membilang anak TK dapat dilakukan dengan cara: a) Menghitung jari, b) Menghitung benda – benda, c) berhitung sambil berolah raga, d) berhitung sambil bernyanyi, e) menghtung diatas sepuluh, f) menulis angka, g) memasangkan angka, h) membandingkan angka ( eprints.uny.ac.id )
       Salah satu langkah – langkah membilang yang akan penulis bahas disini adalah menghitung benda – benda yaitu membilang menggunakan media puzlle.

MEDIA
Pengertian Media
Media pembelajaran adalah salah satu kemampuan yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
Menurut Gagne dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009:8.4 – 8.5) Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar.
Menurut Heinich, Molenda dan Russell,1993 (dalam Badru zaman 2009:44) media merupakan saluran komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara Harfian berarti Perantara, yaitu perantara sumber pesan (asurce) dengan penerima pesan (a receiver).
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media merupakan sarana fisik atau alat yang digunakan untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran yang dapat mendorong / menarik bagi anak untuk menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

Manfaat Media
Media Pembelajaran merupakan salah satu komponan yang tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
Menurut Badru zaman (2009.4.10) nilai-nilai media adalah :
a.     Mengonkretkan konsep-konsep yang abstrak
b.    Berbahaya atau sukar didapat ke dalam ke dalam lingkungan
      belajar.
c.     Menampilkan objek yang terlalu besar
d.    Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat.
Selain nilai media tadi Badru Zaman (2009.4.11) menjelaskan bahwa manfaat media antara lain :
1.    Memungkinkan anak berinteraksi secara langsung dengan
      lingkungannya
2.    Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi
     belajar pada masing-masing anak.
3.    Membangkitkan motivasi belajar anak.
4.    Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
     maupun disimpan menurut kebutuhan
5.    Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi
     seluruh anak.
6.    Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
7.    Mengontrol arah dan kecepatan belajar anak

PUZLLE
Pengertian Puzlle
Puzlle berasal dari bahasa inggris yang artinya teka – teki atau bongkar pasang. Puzlle adalah media yang dimainkan dengan cara bongkar pasang (HanaKres.permainananakmuslim.blogspot.com/)
Menurut Padmonodewo (Misbach, Muzmail, 2010) kata puzlle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka – teki atau bongkar pasang, media puzlle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang (kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=345

Macam – macam puzlle
Muzamil, Misbach (2010) menyatakan beberapa bentuk puzlle, diantaranya yaitu :
1.             Puzlle kontruksi : merupakan kumpulan potongan – potongan yang terpisah yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
2.             Puzlle batang : merupakan permainan teka – teki matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
3.             Puzlle lantai : merupakan  puzlle yang terbuat dari sponge/karet/busa sehingga baik untuk alas bermain anak di lantai.
4.             Puzlle angka : merupakan puzlle yang berguna untuk mengenalkan angka kepada anak, juga dapat melatih kemampuan berfikir logisnya sesuai dengan urutan angka.
5.             Puzlle transportasi : merupakan puzlle bergambar dengan macam – macam gambar alat transportasi. Fungsinya selain untuk melatihmotorik anak juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri,mengetahui macam – macam kendaraan,serta memacu anak kreatif dan imajinatif.
6.             Puzlle logika : merupakan puzlle gambar yang dapat mengembangkan ketrampilan anak, juga berfungsi agar anak berlatih untuk memecahkan masalah.
7.             Puzlle geometri : merupakan puzlle yang dapat mengembangkan ketrampilan mengenali bentuk – bentuk geometri
8.             Puzlle penjumlahan dan pengurangan : merupakan puzlle yang dapat mengembangkan kemampuan logika matematika anak.
Fungsi puzlle
Nani (2008), mengemukakan bahwa pada dasarnya dari sisi edukasi permainan puzlle berfungsi untuk :
1.        Melatih konsentrasi, ketelitian, dan kesabaran
2.        Melatih koordinasi mata dan tangan
3.        Memperkuat daya ingat
4.        Mengenalkan anak pada konsep hubungan
5.        Dengan memilih gambar / bentuk anak dapat melatih untuk berfikr matematis (menggunakan otak kiri)
6.        Melatih logika anak (kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435)
  
Penggunaan puzlle di PAUD
Di usia PAUD kemampuan untuk memegang dan mengambil benda sudah berkembang. Dengan puzlle anak memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan jumlah.jumlah kepingan yang diajarkan sekitar 7 – 10 keping.
Memasang kepingan puzlle berarti mengingat gambar utuh, kemudian menyusun komponennya menjadi sebuah gambar benda. Cara anak menyelesaikan gambar utuh puzlle adalah menggunakan metode coba ralat. Warna dan bentuk puzlle adalah hal perlu diperhatikan ketika anak memainkan puzlle.
  (kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435

PELAKSANAAN PENELITIAN
Subyek Penelitian
1.    Lokasi Penelitian dan Perbaikan
Penelitian dan perbaikan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan membilang dengan menggunakan media puzlle dilaksanakan di TK Pertiwi Cokro yang beralamatkan di Dukuh Cokro, Kalurahan Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. TK ini memiliki letak di tengah – tengah pedesaan dan mudah dijangkau bagi anak didik di sekitar wilayahnya. TK Pertiwi Cokro merupakan TK umum tetapi mempunyai tempat bermain yang cukup luas.
2.    Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan ini dilakukan dalam 2 siklus ;
a.       Siklus pertama (I) dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2014 sampai dengan 14 maret 2014
b.      Siklus kedua (II) dilaksanakan pada tanggal 24 maret 2014 sampai dengan 28 maret 2014.
c.       Kedua siklus dilaksanakan pada pukul 07.30 – 10.00 WIB.
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran
NO
KEGIATAN
TANGGAL
1
Perencanaan siklus I
3 – 8  maret 2014
2
Pelaksanaan siklus I
10 – 14 maret 2014
3
Perencanaan siklus II
17 – 21 maret 2014
4
Pelaksanaan siklus II
24 – 28 maret 2014
5
Pembuatan laporan PKP
1 – 10 April 2014
6
Pengumpulan Tugas akhir PKP
12 April 2014



3.    Tema Perbaikan
a.     Siklus I dengan tema : Tanah airku sub tema Dasar negara, lambang negara, lagu kebangsaan, bendera merah putih, ibu kota negara
b.    Siklus II dengan tema : Tanah airku sub tema presiden, wakil presiden, nama pahlawan, budaya indonesia, lagu – lagu nasional,macam – macam agama dan tempat ibadah, kehidupan di desa dan di kota.
4.    Kelompok
Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro semester II tahun pelajaran 2013/2014.
5.    Karakteristik Anak
Perbaikan dilaksanakan pada anak usia 5 – 6 tahun, dengan jumlah siswa 20 anak dan setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, seragam di TK Pertiwi ada 3 macam yaitu coklat orange, kotak – kotak dan olahraga. Latar belakang pendidikan orang tua siswa rata - rata  SLTA dengan pekerjaan karyawan swasta. Kebanyakan anak berangkat sekolah dengan naik sepeda dan ada yang diantar orang tuanya karena jarak rumah dengan sekolah rata-rata 500 m.

Deskripsi Rencana Tiap Siklus
Siklus I
Perencanaan
Sebelum kegiatan perbaikan dilaksanakan, peneliti menyiapkan perencanaan siklus I, yang terdiri dari Rancangan satu siklus untuk suklus I, 5 buah Rencana Kegiatan Harian (RKH) dan 5 lembar releksi. Pada siklus ini peneliti membuat perencanaan kegiatan yang dijabarkan pada RKH sebagai berikut :
1.    Kegiatan awal + 30 menit
Kegiatan awal adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua anak dalam satu kelas, dalam satuan waktu dengan kegiatan yang sama, biasanya dilaksanakan secara klasikal. Sifat dari kegiatan ini adalah pemanasan, diskusi, dan tanya jawab, juga motorik kasar.
Dalam kegiatan awal ini, peneliti melaksanakan kegiatan dengan rutinitas harian seperti berbaris masuk kelas, mengucap salam, bedoa, absensi, berbagi cerita ataupun tanya jawab dan fisik motorik.  Pada kegiatan ini, guru dapat menarik minat anak terhadap materi yang akan disampaikan dengan cara menyampaikan pengenalan mengenai materi melalui kegiatan yang memotivasi anak.
2.    Kegiatan Inti + 60 menit
Kegiatan inti adalah suatu kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak, kegiatan yang terdiri dari beberapa macam kegiatan main yang bisa dipilih dan disukai anak, sehingga anak mampu bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian, serta kreativitasnya yang dapat membantu dan mengembangakan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok pembelajaran yang peneliti laksanakan untuk perbaikan.  Pada kegiatan ini, peneliti membagi kegiatan ke dalam empat area yang indikatornya disesuaikan dengan indikator perbaikan yang terintegrasi dengan indikator pengembangan yang lainnya.  Pada kegiatan inti ini,  guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi anak agar indikator-indikator yang dirumuskan dapat tercapai.
3.    Istirahat + 30 menit
Kegiatan ini bisa digunakan untuk mengisi indikator/ kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, waktu yang tersedia bisa digunakan untuk anak bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan untuk mengembangkan fisik/ motorik anak. Dalam kegiatan ini, guru bertindak sebagai teman bagi anak dan pengawas bagi anak, dimana guru juga harus tetap memperhatikan proses ketercapaian kompetensi anak, karena kegiatan istirahat juga termasuk dalam kegiatan pengembangan anak.
4.    Kegiatan akhir/ penutup
Kegiatan yang bersifat menenangkan anak dan diberi secara klasikal, misalnya membaca buku, tanya jawab, menyanyi,pantomim, dll.dan diakhiri dengan tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan, gunanya yaitu untuk mengingat kembali atau memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan dilanjutkan oleh pesan – pesan dan do’a pulang. Pada kegiatan akhir, guru melakukan umpan balik terhadap anak untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator atau kompetensi anak yang telah ditetapkan, dengan cara menyimpulkan kegiatan yang
telah dilakukan bersama anak, kemudian melakukan tanya jawab dengan kesimpulan tersebut.
Pelaksanaan
Pelaksanaan  kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dimulai tanggal 10 maret 2014 sampai dengan tanggal 14 maret 2014, pukul 7.30 -10.00 wib, yang didampingi oleh supervisor II yang bertugas membimbing mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan di kelasnya dan menilai secara obyektif kemampuan mahasiswa dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2.langkah – langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran Upaya meningkatkan kemampuan membilang menggunakan media puzlle pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/ 2014 dengan tema Tanah Airku adalah sebagai berikut :
1.      Kegiatan awal ± 30 menit
Kegiatan diisi dengan : mengucap salam, berdoa, hafalan surat-surat pendek, berbagi cerita dan kegiatan motorik kasar anak, dengan langkah- langkah sebagai berikut :
a.       Guru mengajak anak berbaris memasuki kelas.
b.      Guru mengucap salam.
c.       Guru mengkondisikan anak untuk duduk dengan rapi dan tenang.
d.      Guru mengajak anak berdoa.
e.       Guru menabsen anak.
f.        Guru menjelaskan materi yang akan dilaksanakan hari ini melalui berbagi cerita dan tanya jawab yang dikemas secara ringan dan menyenangkan bagi anak.
g.       Guru mengajak anak melakukan kegiatan motorik kasar.
2.      Kegiatan inti ± 60 menit
Diisi dengan kegiatan pengembangan yang akan diteliti, dalam hal ini tentang pengembangan kemampuan berhitung permulaan pada anak melalui kegiatan membilang dengan media puzlle, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a.     Guru menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b.     Guru mengkondisikan anak untuk memperhatikan.
c.     Guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan.
d.     Guru memberi contoh cara menghitung kepingan – kepingan puzlle.
e.     Guru memberi contoh membilang dengan menggunakan media puzlle.
f.       Guru meminta anak membilang kepingan puzlle dengan jumlah yang telah ditentukan.
g.     Guru meminta anak menyusun kembali kepingan puzlle tersebut.
h.     Guru membimbing anak yang belum mampu melakukan kegiatan membilang dan menyusun kebali puzlle.
i.       Guru memberi reward.
3.      Istirahat ± 30 menit
Diisi dengan makan bekal dan bermain bebas, dengan langkag kegiatan sebagai berikut :
a.       Guru meminta anak untuk mencuci tangan sebelum makan.
b.      Guru meminta anak menyiapkan bekalnya.
c.       Guru mengajak anak berdoa sebelum makan.
d.      Guru meminta mengawasi anak yang sedang makan dan membimbing yang belum bisa makan sendiri.
e.       Guru meminta anak memberesi tempat makannya.
f.        Guru mempersilahkan anak bermain bebas dan mengawasinya.
4.      Kegiatan akhir ± 30 menit
Pada kegiatan ini, guru mengajak anak untuk mengulas kembali materi yang telah disampaikan, melakukan tanya jawab, bernyanyi dan mengajak berdoa sebelum pulang serta mengucapkan salam.  Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :
a.       Guru meminta anak kembali masuk ke dalam kelas.
b.      Guru menarik perhatian anak kembali dengan mengajaknya bernyanyi.
c.       Guru mengkondisikan anak untuk tenang.
d.      Guru melakukan umpan balik kepada anak tentang materi yang telah disampaikan hari ini, melalui kegiatan tanya jawab serta ulasan kegiatan hari ini.
e.       Guru mengajak anak berdoa sebelum pulang.
f.        Guru mengucapkan salam.

Pengamatan dan pengumpulan data
     Dalam melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran, peneliti sekaligus melakukan pengamatan dari kegiatan awal sampai akhir  untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini.  Kemudian mencatat hal apa saja yang muncul saat pengamatan berlangsung, terutama mencatat dan menilai hasil belajar dengan nilai ● untuk anak yang telah berhasil melebihi indikator yang ditetapkan dalam RKH, nilai untuk anak yang berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH dan nilai ○ untuk anak yang belum mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH.

Refleksi
     Setelah melaksanakan kegiatan perbaikan, mengamatinya dan mengumpulkan data yang mendukung penelitian, peneliti melakukan refleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan pengembangan.  Dalam kegiatan refleksi ini yang perlu direnungkan adalah bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, kelemahan dan kelebihan kegiatan perbaikan yang dilakukan dan hal-hal unik yang ditemukan selama proses perbaikan dalam siklus 1 ini, serta penyebab-penyebab munculnya permasalahan dalam siklus 1 untuk  menentukan langkah selanjutnya dalam menyusun perencanaan siklus 2 untuk dapat meningkatkan kemampuan berhitung permulaan.

Siklus 2
Perencanaan
     Dalam siklus 2 sebelum pelaksanaan perbaikan, peneliti menyiapkan perencanaan kegiatan yang terdiri dari Rancangan satu siklus, Rencana kegiatan, Rencana kegiatan harian ( RKH ), Skenario perbaikan, Refleksi. Pada siklus ini, peneliti membuat rencana perbaikan yang dijabarkan pada RKH sebagai berikut :
1.      Kegiatan awal + 30 menit
Kegiatan awal adalah kegiatan yang dilakukan oleh semua anak dalam satu kelas, dalam satuan waktu dengan kegiatan yang sama, biasanya dilaksanakan secara klasikal. Sifat dari kegiatan ini adalah pemanasan, diskusi, dan tanya jawab, juga motorik kasar.
Dalam kegiatan awal ini, peneliti melaksanakan kegiatan dengan rutinitas harian seperti berbaris masuk kelas, mengucap salam, bedoa, absensi, berbagi cerita ataupun tanya jawab dan fisik motorik.  Pada kegiatan ini, guru dapat menarik minat anak terhadap materi yang akan disampaikan dengan cara menyampaikan pengenalan mengenai materi melalui kegiatan yang memotivasi anak.
2.      Kegiatan Inti + 60 menit
Kegiatan inti adalah suatu kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi anak, kegiatan yang terdiri dari beberapa macam kegiatan main yang bisa dipilih dan disukai anak, sehingga anak mampu bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian, serta kreativitasnya yang dapat membantu dan mengembangakan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok pembelajaran yang peneliti laksanakan untuk perbaikan.  Pada kegiatan ini, peneliti membagi kegiatan ke dalam empat area yang indikatornya disesuaikan dengan indikator perbaikan yang terintegrasi dengan indikator pengembangan yang lainnya.  Pada kegiatan inti ini,  guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi anak agar indikator-indikator yang dirumuskan dapat tercapai.
3.      Istirahat + 30 menit
Kegiatan ini bisa digunakan untuk mengisi indikator/ kemampuan yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, waktu yang tersedia bisa digunakan untuk anak bermain dengan alat permainan di luar kelas yang bertujuan untuk mengembangkan fisik/ motorik anak. Dalam kegiatan ini, guru bertindak sebagai teman bagi anak dan pengawas bagi anak, dimana guru juga harus tetap memperhatikan proses ketercapaian kompetensi anak, karena kegiatan istirahat juga termasuk dalam kegiatan pengembangan anak.
4.      Kegiatan akhir/ penutup
Kegiatan yang bersifat menenangkan anak dan diberi secara klasikal, misalnya membaca buku, tanya jawab, menyanyi,pantomim, dll.dan diakhiri dengan tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilaksanakan, gunanya yaitu untuk mengingat kembali atau memaknai kegiatan yang dilaksanakan dan dilanjutkan oleh pesan – pesan dan do’a pulang. Pada kegiatan akhir, guru melakukan umpan balik terhadap anak untuk mengetahui tingkat ketercapaian indikator atau kompetensi anak yang telah ditetapkan, dengan cara menyimpulkan kegiatan yang
telah dilakukan bersama anak, kemudian melakukan tanya jawab dengan kesimpulan tersebut.
Pelaksanaan
 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk perbaikan pada siklus 2, dimulai tanggal 17 Maret sampai dengan 21 maret 2014 pukul 07.30 sampai dengan 10.00 WIB dengan didampingi oleh supervisor II selaku pembimbing mahasiswa dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan kegiatan pembelajaran pada kelasnya dan menilai kemampuan mahasiswa secara obyektif dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2, serta didampingi oleh penilai yang menilai RKH dan pelaksanaannya dengan APKG PKP 1 dan APKG PKP 2 untuk siklus 2. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Menggunakan Media Puzlle Pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 / 2014”. Dengan Tema Tanah airku.


Pengamatan dan pengumpulan data
     Peneliti melakukan perbaikan dari siklus 1 sekaligus melakukan pengamatan dari kegiatan awal sampai akhir  untuk mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini.  Kemudian mencatat hal apa saja yang muncul saat pengamatan berlangsung, terutama mencatat dan menilai hasil belajar dengan nilai ● untuk anak yang telah berhasil melebihi indikator yang ditetapkan dalam RKH, nilai √ untuk anak yang berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH dan nilai ○ untuk anak yang belum mencapai indikator yang telah ditetapkan pada RKH.

Refleksi
  Selama melaksanakan kegiatan perbaikan pada siklus 2 ini,  peneliti mengamatinya dan mengumpulkan data yang mendukung penelitian, peneliti melakukan refleksi diri terhadap kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan yang dilakukan untuk perbaikan pengembangan.  Dalam kegiatan refleksi ini yang perlu direnungkan adalah bagaimana reaksi anak terhadap proses pengembangan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, kelemahan dan kelebihan kegiatan perbaikan yang dilakukan dan hal-hal unik yang ditemukan selama proses perbaikan dalam siklus 2 ini, serta hal-hal yang mendukung tercapainya indikator yang telah ditentukan untuk meningkatkan kemampuan membilang dengan media puzlle, juga berguna untuk menentukan langkah selanjutnya dalam menyusun perencanaan selanjutnya dalam upaya pengembangan kemampuan membilang dengan menggunakan metode yang lain guna meningkatkan kompetensi diri dari peneliti.
Teknik Analisis Data
Diskripsi Kwantitatif adalah data kwantitatif dianalisis dengan statistik, diskriptif untuk menemukan prosentase dan nilai rata – rata ( IGAK Wardhani, Kuswaya, Wihardip, 2011.5.20 )
Adapun cara menghitung prosentase keberhasilan dengan rumus :
    +          X 100 %
jumlah anak.


HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Perbaikan Setiap Siklus
Hasil Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Rencana Perbaikan pembelajaran siklus I
Rencana yang dilakukan peneliti dalam mempersiapkan perbaikan pembelajaran Siklus satu adalah membuat Rancangan Perbaikan Pembelajaran Siklus I, Rencana Kegiatan Siklus I, Skenario Perbaikan Satu Siklus, Rencana Kegiatan Harian (RKH), Lembar Penilaian, Lembar Pengamatan, dan membuat Lembar Refleksi.
Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
Kegiatan perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 maret 2014 s/d tanggal 14 maret 2014 dengan tema Tanah airku dengan sub tema dasar negara, benderaku, ibu kota negara. Pelaksanaan tersebut berdasarkan atau berpedoman pada serangkaian perencanaan yang telah dipersiapkan antara lain:
 Rancangan Satu Siklus untuk Siklus I
Siklus                              : Pertama ( Satu )
Tema                              : Tanah Airku
Kelompok                       : B
Tanggal                          : 10 – 14 maret 2014
Tujuan Perbaikan            : Upaya meningkatkan kemampuan
 membilang menggunakan media Puzlle pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/ 2014.
a.         Identifikasi Masalah
1.          Pembelajaran membilang anak yang belum sesuai   dengan
        tujuan pembelajaran.
2.          Strategi mengajar guru yang   perlu dikembangkan agar
        anak tidak merasa bosan.
3.          Masalah perkembangan anak yang kurang aktif dalam
 kegiatan pembelajaran.
4.          Anak selalu tidak tenang pada saat guru menjelaskan
        kegiatan.
b.    Analisis Masalah
Dari keempat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah pembelajaran membilang  anak yang belum sesuai dengan tujuan pembelajaran karena merupakan masalah yang paling tepat dan dapat menimbulkan masalah baru. Penyebab masalah tersebut adalah karena strategi mengajar yang digunakan guru tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak usia dini. Masalah strategi yang kurang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif anak didik masih belum mencapai kematangan.
c.     Perumusan Masalah
Apakah penggunaan media puzlle dapat meningkatkan kemampuan membilang pada anak Kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun pelajaran 2013/2014 ?

 Perbaikan Setiap Siklus
Pembahasan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data pada kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, masih ada kelemahan-kelemahannya. Pada pembelajaran siklus I siswa masih banyak yang belum sempurna hasilnya. Namun demikian terdapat kelebihan dalam hal penggunaan media yang sudah disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
Sesuai pendapat Gagne dalam Yuliani Nurani Sujiono, dkk (2009:8.4 – 8.5) Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan anak yang dapat mendorong anak untuk belajar. Juga sesuai dengan pendapat Heinich, Molenda dan Russell,1993 (dalam Badru zaman 2009:44) media merupakan saluran komunikasi, media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara Harfian berarti Perantara, yaitu perantara sumber pesan (asurce) dengan penerima pesan (a receiver).
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data pada nilai perbaikan sikus I, sudah ada peningkatan walaupun belum sesuai yang diharapkan, nilai ‘●’ sebanyak 4 anak, nilai ‘√’ sebanyak 8 anak, dan nilai ‘o’ 4 anak. Prosentase nilai keberhasilan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I adalah 75%. Indikator keberhasilan pada penelitian ini ditetapkan apabila nilai keberhasilan sudah mencapai minimal 90%. Karena belum mencapai sesuai yang diharapkan maka penelitian perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II dengan meningkatkan media yang lebih menarik dan variatif dengan berbagai gambar pada puzlle sehingga anak akan merasa senang dan tekun melakukan kegiatan membilang.

Pembahasan Siklus II
Pada pelaksanaan siklus yang ke II ini anak-anak lebih bersemangat dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada kegiatan pembelajaran siklus II ini lebih berhasil daripada siklus I. Sehingga dapat mencapai keberhasilan minimal 90%. Nilai ini dapat diihat pada keberhasilan nilai yang diharapkan yaitu nilai  nilai ‘●’ sebanyak 6 anak, nilai ‘√’ sebanyak 9 anak, dan nilai ‘o’ 1 anak.
Kesimpulan keberhasilan Siklus II
Hasil perbaikan pada siklus II sudah mencapai 94 %. Dengan demikian maka tindakan perbaikan pada siklus II dinyatakan berhasil.

 KESIMPULAN DAN SARAN
   Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan perbaikan yang dilakukan penulis di TK Pertiwi Cokro Tulung, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.    Penggunaan media Puzlle dapat Meningkatkan kemampuan membilang pada anak kelompok B TK Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013/2014
2.    Penggunaan media puzlle yang bervariasi, menarik, serta pengelolaan kelas yang baik dan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan semangat anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif khususnya dalam kegiatan membilang.

    Saran
            Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut di atas, penulis mempunyai saran sebagai  berikut:
1.    Bagi Guru
Guru diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran dengan cara menggunakan media yang lebih menarik, variatif. Guru dapat lebih kreatif sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
2.    Bagi Sekolah
     Bagi Sekolah diharapkan untuk memberikan kesempatan pada setiap guru untuk ikut serta dalam pelatihan untuk menambah pengetahuan dan wawasan guru agar dapat memberikan media pembelajaran yang tepat.
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana prasarana yang memadai agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal.
Sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan inovasi – inovasi.
b.    Bagi Orang Tua
Bagi orang tua diharapkan bisa menambah pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak dan melakukan stimulan terhadap anak ketika dirumah, sehingga pembelajaran yang di dapat di sekolah dapat berkesinambungan, dan akan menunjang untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya, sehingga kegiatan di sekolah dapat tercapai secara maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, luluk. (2012). Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

eprints.uny.ac.id, 8 maret 2014

hannakres.permainananakmuslim.blogspot.com/, 24 februari 2014

justnurman.wordpress.com, 25 februari 2014

kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435, 8 maret 2014

Milmanyusdi.blogspot.com/, 11 maret 2014

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Konsep Dasar Pendidikan anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks.

Sujiono, Yuliani Nurani. (2009). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.

Tim TAP FKIP UT. (2012). Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP. Jakarta Selatan : Universitas Terbuka

Zaman, Badru. (2010). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.


  


 











        




PERSETUJUAN UNGGAH KARYA ILMIAH

Kami yang bertanda tangan dibawah ini nama Warsinah, M.Pd, selaku pembimbing karya ilmiah dari mahasiswa :

Nama                           : ELLY RIANINGSIH
NIM                            : 820004466
Program Study : S1 PAUD
UPBJJ                          : SURAKARTA

Menyatakan karya ilmiah dari mahasiswa tersebut diatas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membilang Menggunakan Media Puzlle Pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi Cokro Tulung Tahun Pelajaran 2013 /2014” layak untuk diunggah ke aplikasi karya ilmiah Universitas Terbuka dengan telah memperhati-
kan ketentuan penulisan karya ilmiah sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan dan ketentuan anti plagiat.
Demikian persetujuan ini kami berikan.



  

Pembimbing



WARSINAH, M.Pd
Share this article :

1 komentar:

  1. Mari Bergabung bersama kami di WWW,S1288POKER,COM
    Situs yang menjamin keamanan sistem yang canggih 100% Murni Fair Play, kami agen yang bergabung pada perusahaan Dewa Poker menjamin kepercayaan dan tidak akan mengecewakan anda dan tidak main-main di dalam permainan. 100% Murni karena semua server tergabung dan proses pembagian kartu dibagikan secara random tanpa campur tangan Admin atau CS yang bersangkutan dari perusahaan Dewa Poker. Chips dapat diuangkan kapan saja, proses aman dan cepat ! (PIN BBM : 7AC8D76B)

    BalasHapus